4/17/2012

Kebutuhan gizi ibu menyusui pada masa nifas


  Kebutuhan gizi ibu menyusui


Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi akan sangat mempengaruhi produksi ASI. Ibu menyusui harus mendapatkan tambahan zat makanan sebesar 800 kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktifitas ibu sendiri.
Pemberian ASI sangat penting karena ASI adalah makanan utama bayi. Dengan ASI, bayi akan tumbuh sempurna sebagai manusia yang sehat, bersifat lemah lembut, dan mempunyai IQ yang tinggi. Hal ini disebabkan karena ASI mengandung asam dekosa heksanoid (DHA). Bayi yang diberi ASI secara bermakna akan mempunyai IQ yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang hanya diberi susu bubuk.
gizi ibu menyusui
Kebutuhan Ibu Menyusui
Selama menyusui, ibu dengan status gizi baik rata-rata memproduksi ASI sekitar 800 cc yang mengandung sekitar 600 kkal, sedangkan pada ibu dengan status gizi kurang biasanya memproduksi kurang dari itu. Walaupun demikian, status gizi tidak berpengaruh besar terhadap mutu ASI, kecuali volumenya.


a.       Energi
Penambahan kalori sepanjang 3 bulan pertama pasca partum mencapai 500 kkal. Rekomendasi ini berdasarkan pada asumsi tiap 100cc ASI berkemampuan memasok 67 – 77 kkal. Efisiensi konversi energi yang terkandung dalam makanan menjadi energi susu sebesar rata – rata 80% dengan kisaran 76 – 94% sehingga dapat diperkirakan besaran energi yang diperlukan untuk menghasilkan 100 cc susu sekitar 85 kkal. Rata – rata produksi ASI sehari 800 cc yang berarti  mengandung 600 kkal. Sementara itu, kalori yang dihabiskan untuk menghasilkan ASI sebanyak itu adalah 750 kkal. Jika laktasi berlangsung selama lebih dari 3 bulan, selama itu pula berat badan ibu akan menurun, yang berarti jumlah kalori tambahan harus ditingkatkan.

Sesungguhnya, tambahan kalori tersebut hanya sebesar 700 kkal, sementara sisanya ( sekitar 200 kkal ) diambil dari cadangan indogen, yaitu timbunan lemak selama hamil. Mengingat efisiensi konversi energi hanya 80 – 90 % maka energi dari makanan yang dianjurkan ( 500 kkal ) hanya akan menjadi energi ASI sebesar 400 – 450 kkal.

Untuk menghasilkan 850 cc ASI, dibutuhkan energi 680 – 807 kkal ( rata – rata 750 kkal ) energy. Jika ke dalam diet tetap ditambahkan 500 kkal, yang terkonversi hanya 400 – 450 kkal, berarti setiap hari harus dimobilisasi cadangan energi indogen  sebesar 300 – 350 yang setara dengan 33 – 38 gram lemak. Dengan demikian, simpanan lemak selama hamil sebanyak 4 kg atau setara 36.000 kkal akan habis setelah 105 – 121 hari atau 3 – 4 bulan. Penghitungan ini sekaligus menguatkan pendapat bahwa dengan memberikan ASI, berat badan ibu akan kembali normal dengan cepat dan menepis isu bahwa menyusui bayi akan membuat badan ibu menjadi tambun.

b.      Protein
Selama menyusui, ibu membutuhkan tambahan protein di atas normal sebesar 20 gram/hari. Dasar ketentuan ini adalah tiap 100 cc ASI mengandung 1,2 gram protein. Dengan demikian, 830 cc ASI mengandung 10 gram protein. Efisiensi konversi protein makanan menjadi protein susu hanya 70 % ( dengan variasi prorangan ). Peningkatan kebutuhan ini ditunjukkan bukan hanya untuk transformasi menjadi protein susu, tetapi juga untuk sintesis hormone yang memproduksi ( prolaktin ), serta yang mengeluarkan ASI ( 0ksitosin ).
Selain  kedua nutrisi tersebut, ibu menyusui juga dianjurkan untuk mendapatkan tambahan asupan dari nutrisi lain. Berikut ini adalah perbandingan tambahan nutrisi ibu menyusui pada wanita Asia dan Amerika.
NO
NUTRISI
WANITA ASIA
WANITA AMERIKA
1.
Kalsium
0,5 – 1 gram
400 mg
2.
Zat besi
20 mg
30 – 60 mg
3.
Vitamin C
100 mg
40 mg
4.
Vitamin B-1
1,3 mg
0,5 mg
5.
Vitamin B-2
1,3 mg
0,5 mg
6.
Vitamin B-12
2,6 mikrogram
1 mikrogram
7.
Vitamin D
10 mikrogram
5 mikrogram
 Tabel 6.1 Perbandingan tambahan nutrisi ibu menyusui untuk wanita Asia dan Amerika (Sumber: Arisman, 2002)

Selain nutrisi tersebut, ibu menyusui juga dianjurkan makan makanan yang mengandung asam lemak Omega 3 yang banyak terdapat dalam ikan kakap, tongkol, dan lemuru. Asam ini akan diubah menjadi DHA yang akan dikeluarkan melalui ASI. Kalsium terdapat pada susu, keju, teri, dan kacang – kacangan. Zat besi banyak terdapat pada makanan laut. Vitamin C banyak terdapat pada buah – buahan yang memiliki rasa kecut, seperti jeruk, mangga, sirsak, apel, tomat, dan lain – lain. Vitamin B-1 dan B-2 terdapat  pada padi, kacang – kacangan, hati, telur, ikan, dan sebagainya. Ada beberapa sayuran yang menurut pengalaman masyarakat dapat memperbanyak pengeluaran ASI, misalnya sayur daun turi (daun katuk) dan kacang – kacangan.
Selain nutrisi, yang tidak kalah penting untuk ibu menyusui adalah cairan (air minum). Kebutuhan minimal adalah 3 liter sehari, dengan asumsi 1 liter setiap 8 jam dalam beberapa kali minum, terutama setelah selesai menyusui bayinya.
Selama menyusui, ibu sebaiknya tidak minum kopi karena kopi akan meningkatkan kerja ginjal sehingga ibu akan buang air kecil lebih sering, padahal ibu sedang membutuhkan banyak cairan. Selain itu, ibu juga harus menghindari asap rokok karena nikotin yang terhisap akan dikeluarkan lagi melalui ASI sehingga bayi dapat keracunan nikotin.
Dengan penjelasan tersebut akhirnya dapat dirumuskan beberapa anjuran yang berhubungan dengan emenuhan gizi ibu menyusui, antara lain:
  1. Mengonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kalori
  2. Makan dengan diet berimbang, cukup protein, mineral, dan vitamin.
  3. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari, terutama setelah menyusui.
  4. Mengkonsumsi tablet zat besi selama nifas
  5. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar dapat mmberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.

Post a Comment